Hampir semua astronot mempunyai pengalaman mabuk luar angkasa. Matahari terbit dan terbenam setiap sembilan puluh menit di orbit Bumi yang rendah, hal ini membuat sulit astronot untuk tidur dengan baik karena tidak adanya siklus siang dan malam yang normal.
Para astronot dapat bergerak di sekitar pesawat ruang angkasa secara perlahan dengan mendorong dinding. Otot-otot tidak harus bekerja keras dan karena hal ini mereka dengan cepat melemah. Dalam lingkungan tanpa bobot, tubuh manusia mulai membuang kalsium dan fosfor, mengakibatkan hilangnya unsur terpenting dalama tulang.
Lingkungan tanpa bobot juga menyebabkan jantung melemah karena tidak lagi perlu bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh.
Di Bumi, sebagian besar cairan dalam tubuh manusia disimpan di bagian bawah tubuh karena gaya gravitasi, tapi dalam gravitasi nol, cairan bergerak ke tubuh bagian atas. Otak manusia berpikir bahwa cairan tambahan tersebut berbahaya dan mengirimkan sinyal ke tubuh untuk membersihkan cairan tersebut.
Dengan tidak adanya gaya tekan gravitasi, tulang belakang mengembang, membuat astronot tumbuh lebih tinggi, biasanya antara 1-2 inci. Bertambah tinggi memiliki komplikasi seperti sakit punggung dan masalah saraf.
Kita tahu bahwa atmosfer bumi mencegah radiasi ruang angkasa menembus ke permukaan bumi dan melindungi kita dari beberapa penyakit. Karena tidak ada selimut pelindung atmosfer di ruang angkasa, para astronot yang terkena radiasi rentan terhadap penyakit mematikan seperti kanker kulit.
Belum ada tanggapan untuk "Bagaimana Penerbangan Ruang Angkasa Mempengaruhi Tubuh Manusia?"
Post a Comment